Dari biru berbisik
tentang angin membangun gelombang
di tepi dermaga
bawakan kesedihan samudera
di riaknya, menangis sedu dan rindu
tanpa ada semilir nafas keabadian
kini, nanti dan harihari
di tengah badai
terombangambing pengharapan
bersama waktu
tertanam dalam hati
namun tak dapati kepastian
dan kau tatap langit
merebus matahari dengan amarah
memukul laut yang fasih berucap angin
lalu bersumpah di tengah jeritan
biar hancur, biar musnah
biar senyap kehidupan
tinggal serpihan kenangan biru bisikanmu
inilah peristiwa
yang membawa segala ke dalam kesendirian
menjelma buihbuih sepi
terhempas menerpa karang kesombongan
dan hilang tal berbekas
---
Puisi ini dibacakan di acara Kedailalang, 13 Februari 2010 oleh JJ Prabu dari Komunitas Empang
comment 0 komentar
more_vert