MGt6NGZ6MaVaMqZcMaV6Mat4N6MkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANSIMPLE101

Kitab Hujan


Setiap pagi, aku terbangun dengan buku yang baru saja dipinjam dari toko sepatu, tapi bukan di deretan sepatu. aku menemukannya di meja kasir yang penjaganya seorang wanita. kita berbincang tentang apa saja, tapi bukan sepatu. kita berbincang tentang canda dan diam. setelah itu kau mulai nakal dengan meminjam tubuhku dan memungut hidup dalam kepalaku lalu kita pun sepakat menukar buku.
buku yang hanya tiga bab

bab pertama

cerita tentang wajah yang muram
hitam, legam
guratan luka mendendam

ekpresi diam

dari wajah itu sering terdengar gaung dan penuh orangorang hitam mencangkulcangkul wajah, namun tetap saja hitam, meskipun sudah sampai dasar mereka terus saja mencangkul

bab kedua

hanya ada sepasang mata
meneteskan air mata
tak terhingga
dan air mata itu bersuara
menjerit bahkan tertawa

air mata itu menjadi gelombang pasang
menggulunggulung, semakin riuh
memporakporandakan sepasang mata
dan pecah
berhamburan air mata
lalu menjadi gelombang
dan gelombang itu saling menyerang

bab ketiga

hening

setiap sore, aku selalu berkunjung ke toko sepatu itu untuk mengembalikan buku. toko itu selalu tutup dan becek. hanya ada sepatu bot tergeletak, lalu ku tatap tajam dan aku menemukan buku yang sama penuh lumpur.



Puisi ini dibawakan Teater Nusantara di acara Kongkow-kongkow Apresiasi Puisi, 21 Februari 2010 (gambar atas) dan Launching Kitab Hujan di acara Deklarasi Pencinta Seni Budaya Tangerang Serumpun, 31 Januari 2010 (gambar bawah)
Share This Article :
Nana Sastrawan

Nana Sastrawan adalah nama pena dari Nana Supriyana, S.Pd tinggal di Tangerang, lahir 27 Juli di Kuningan, Jawa Barat. Menulis sejak sekolah menengah pertama, beberapa karyanya banyak dimuat di berbagai media, tulisan skenarionya telah dan sedang difilmkan. Ia senang bergerak dibidang pendidikan, sosial dan kebudayaan di Indonesia. Dia juga sering terlihat hadir di berbagai kegiatan komunitas seni dan sastra Internasional, kerap dijumpai juga tengah membaca puisi, pentas teater dan sebagai pembicara seminar. Laki-laki yang berprofesi sebagai pendidik di sekolah swasta ini pernah menjadi peserta MASTERA CERPEN (Majelis Sastra Asia Tenggara) dari Indonesia bersama para penulis dari Malaysia, Brunei, Singapura. Dia juga menerima penghargaan Acarya Sastra IV dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2015. Karya sastranya berupa buku kumpulan puisi adalah Tergantung Di Langit (2006), Nitisara (2008), Kitab Hujan (2010). Beberapa karya sastranya berupa puisi dan cerpen tergabung dalam Menggenggam Cahaya (2009), G 30 S (2009), Empat Amanat Hujan (2010), Penyair Tali Pancing (2010), Hampir Sebuah Metafora (2011), Kado Sang Terdakwa (2011), Gadis Dalam Cermin (2012), Rindu Ayah (2013), Rindu Ibu (2013). Dan beberapa novelnya adalah Anonymous (2012). Cinta Bukan Permainan (2013). Cinta itu Kamu (2013). Love on the Sky (2013). Kerajaan Hati (2014). Kekasih Impian (2014). Cinta di Usia Muda (2014). Kumpulan Cerpennya, ilusi-delusi (2014), Jari Manis dan Gaun Pengantin di Hari Minggu (2016), Chicken Noodle for Students (2017). Tahun 2017 dan 2018 tiga bukunya terpilih sebagai buku bacaan pendamping kurikulum di SD dan SMA/SMK dari kemendikbud yaitu berjudul, Telolet, Aku Ingin Sekolah dan Kids Zaman Now. Dia bisa di sapa di pos-el, nitisara_puisi@yahoo.com. Dan di akun medsos pribadinya dengan nama Nana Sastrawan. Atau di situs www.nanasastrawan.com. Karya lainnya seperti film-film pendek dapat ditonton di www.youtube.com.

5871077136017177893