MGt6NGZ6MaVaMqZcMaV6Mat4N6MkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANSIMPLE101

Move On

Suara gemiricik hujan jatuh ke tanah, aku memandang keindahannya dari tepi jendela. Memandangnya seperti melihat kisah cintaku yang tak pernah berakhir dengan kebahagiaan. Tak adakah cinta yang tulus untukku? Setiap wanita yang kutemui tidak pernah mengeluh akan kesederhanaanku, tak pernah mempermasalahkan harta, jabatan atau apapun. Hanya mengapa aku selalu putus di tengah jalan?
            Seperti sekarang ini, aku baru saja putus dengan Dea. Seorang gadis cantik yang memiliki segalanya, termasuk cinta yang kubutuhkan. Sangat menyesakkan jika teringat kejadian malam itu, disaat hujan, seperti malam ini.
            “Aku tidak bisa terus seperti ini Raka?”
            “Apa masalahnya? Aku sangat mencintaimu!”
            Dea memandang dengan mata yang berlinang air mata. Kopi di atas meja sudah dingin, menandakan sudah lama tidak disentuh untuk diminum.
            “Ini bukan masalah mencintai,” katanya.
            “Lalu?”
            Dea mengambil sebatang rokok. Gadis perokok yang mempesona bagiku, rambut ikal panjang dengan tubuh fashionable.
            “Bagaimana mungkin aku mencintai seorang laki-laki yang tak pernah bisa menghilangkan masa lalunya.”
            Aku diam—hati ini terbakar mendengar perkataan Dea. Selama ini aku memang belum bisa melupakan sang mantan, dia selalu membayangi hari-hariku ketika berpacaran dengan Dea. Bahkan mungkin aku selalu ingin membuat Dea seperti mantanku yang sudah tahunan menjalin cinta dengannya. Namun, itu hal yang wajar bukan? Seseorang yang tak pernah bisa melupakan sang mantan yang terlalu dalam mengisi hari-hari.
            Sudah dua bulan aku kehilangan Dea. Dan hari-hariku semakin hampa, aku baru sadar jika aku memang sangat membutuhkannya, seperti aku juga merasa kehilangan Mia, mantan kekasihku sebelum Dea. Kini, Dea yang selalu muncul dalam setiap langkahku, disaat aku bertemu dengan gadis lain, selalu dia yang terbayang. Bahkan pikiranku selalu membandingkan gadis-gadis itu dengan Dea.
            Namun, dua hari yang lalu aku bertemu dengan Dea. Dia sudah memiliki pacar baru, hatiku semakin marah. Apalagi ketika pacar baru Dea tidak lebih ganteng dariku, aku tak rela jika Dea berpacaran dengannya. Aku juga tidak habis pikir mengapa Dea begitu mudah jatuh cinta? Mengapa dia dengan mudah mendapatkan seorang pacar baru, sedangkan aku masih tak bisa melepaskan bayang-bayang dia dalam hidupku.
            Hujan semakin deras. Hati ini semakin mengingat kejadian itu, harus ada yang aku lakukan. Aku tidak ingin menyimpan rasa sakit ini, aku harus mengakhiri ini semua. Kemudian, aku menyambar kunci motor, dan menerjang hujan menuju rumah Dea. Akan aku buktikan bahwa aku lebih pantas daripada pacar barunya.
            Dengan tubuh kuyup aku sampai di depan rumah Dea. Aku terkejut—melihat dia sedang asyik mengobrol dengan pacar barunya.
            “Raka? Kenapa hujan-hujanan?” tanya Dea kaget.
            “Bisa kita bicara sebentar?”
            Dea memandang pacar barunya. Dia mengerti dengan pandangan itu, dan meminta ijin untuk ke kamar mandi.
            “Apa maksudnya dengan semua ini? Mengapa kamu dengan mudah pindah ke lain hati? Aku sangat mencintaimu Dea!” kataku setelah pacar barunya pergi.
            “Raka, ini sudah berakhir. Kita tak mungkin bersama lagi…”
            “Tapi…”
            “Aku menyadari bahwa aku juga belum sepenuhnya mencintai dia. Tapi, aku harus mencobanya sebab aku tidak mungkin selamanya hidup dalam bayang-bayang masa lalu.”
            Aku memandang Dea.
            “Begitu juga dengan kamu. Belajarlah mencoba seseorang yang baru, walaupun itu tidak mudah, namun itulah cara agar bisa lepas dari masa lalu, dan memiliki kehidupan baru, yang akan bisa menemukan kebahagiaan. Kamu tahu, mengapa aku bisa mencintai seseorang, dan bisa menjadi lebih baik? Itu karena kamu Raka, karena kamu. Aku belajar dari kesalahan, bukan menyesali kesalahan.”
            Langit terang benderang akibat kilatan petir menyambar. Hujan masih deras, suara air sangat nyaring di telinga, seperti kata-kata Dea yang menyadarkan segalanya. Kami saling pandang—dari matanya aku menemukan perubahan. Hanya aku terlalu takut untuk memulai, dan mungkin benar apa yang dikatakan Dea.


Novel Terbaru Nana Sastrawan bisa didapatkan di Wayang.co.id

Ilusi Delusi >> DOWNLOAD

Skizophrenilove >> Coming Soon
Share This Article :
Nana Sastrawan

Nana Sastrawan adalah nama pena dari Nana Supriyana, S.Pd tinggal di Tangerang, lahir 27 Juli di Kuningan, Jawa Barat. Menulis sejak sekolah menengah pertama, beberapa karyanya banyak dimuat di berbagai media, tulisan skenarionya telah dan sedang difilmkan. Ia senang bergerak dibidang pendidikan, sosial dan kebudayaan di Indonesia. Dia juga sering terlihat hadir di berbagai kegiatan komunitas seni dan sastra Internasional, kerap dijumpai juga tengah membaca puisi, pentas teater dan sebagai pembicara seminar. Laki-laki yang berprofesi sebagai pendidik di sekolah swasta ini pernah menjadi peserta MASTERA CERPEN (Majelis Sastra Asia Tenggara) dari Indonesia bersama para penulis dari Malaysia, Brunei, Singapura. Dia juga menerima penghargaan Acarya Sastra IV dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2015. Karya sastranya berupa buku kumpulan puisi adalah Tergantung Di Langit (2006), Nitisara (2008), Kitab Hujan (2010). Beberapa karya sastranya berupa puisi dan cerpen tergabung dalam Menggenggam Cahaya (2009), G 30 S (2009), Empat Amanat Hujan (2010), Penyair Tali Pancing (2010), Hampir Sebuah Metafora (2011), Kado Sang Terdakwa (2011), Gadis Dalam Cermin (2012), Rindu Ayah (2013), Rindu Ibu (2013). Dan beberapa novelnya adalah Anonymous (2012). Cinta Bukan Permainan (2013). Cinta itu Kamu (2013). Love on the Sky (2013). Kerajaan Hati (2014). Kekasih Impian (2014). Cinta di Usia Muda (2014). Kumpulan Cerpennya, ilusi-delusi (2014), Jari Manis dan Gaun Pengantin di Hari Minggu (2016), Chicken Noodle for Students (2017). Tahun 2017 dan 2018 tiga bukunya terpilih sebagai buku bacaan pendamping kurikulum di SD dan SMA/SMK dari kemendikbud yaitu berjudul, Telolet, Aku Ingin Sekolah dan Kids Zaman Now. Dia bisa di sapa di pos-el, nitisara_puisi@yahoo.com. Dan di akun medsos pribadinya dengan nama Nana Sastrawan. Atau di situs www.nanasastrawan.com. Karya lainnya seperti film-film pendek dapat ditonton di www.youtube.com.

5871077136017177893