MGt6NGZ6MaVaMqZcMaV6Mat4N6MkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANSIMPLE101

Belajar Hidup dari Berteater



Pendidikan seumur hidup
Pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu.

Begitulah definisi maha luas dari pendidikan dimana kita sering luput untuk mengingatnya atau menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan berlangsung dalam segala lingkungan hidup, baik yang khusus diciptakan untuk kepentingan pendidikan maupun yang ada dengan sendirinya. Bentuk kegiatan dalam pendidikan terentang dari bentuk-bentuk yang misterius atau tak disengaja sampai dengan ter-program.
Pendidikan berbentuk segala macam pengalaman belajar hidup. Pendidikan berlangsung dalam beraneka ragam bentuk, pola dan lembaga. Pendidikan dapat terjadi dengan sembarangan, kapan dan di mana pun dalam hidup.
Maka dari itu, pendidikan harus berorientasi kepada peserta didik sebab tujuan dari pendidikan dengan definisi di atas adalah pertumbuhan, tidak terbatas dan sama dengan tujuan hidup.
Belajar dalam kamus besar bahasa Indonesia edisi ketiga bermakna berusaha (berlatih) supaya mendapatkan kepandaian. Kepandaian yang seperti apa? Apakah kepandaian mengetahui segala hal/ilmu pengetahuan? Tentu kepandaian di sini masih harus diterjemahkan lagi merujuk kepada prinsip-prinsip dasar pendidikan.
Ada empat pilar belajar agar mencapai kepada pengertian pendidikan seumur hidup.
1.      Belajar untuk mengetahui (Kognitif)
2.      Belajar untuk berbuat (Afektif)
3.      Belajar untuk hidup bersama (Psikomotorik)
4.      Belajar untuk menjadi diri sendiri (Spiritual)
Belajar untuk mengetahui berpusat kepada otak manusia. Di sini bagaimana kemampuan individu mencari dan menyimpan segala macam informasi yang bersifat dasar atau menyeluruh sehingga informasi tersebut dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Belajar untuk berbuat berpusat kepada sikap dan prilaku manusia. Hubungan sosial antar individu mengikat dalam kehidupan sehari-hari dan setiap individu memiliki kewajiban sosial di lingkungannya masing-masing.
Belajar untuk hidup bersama adalah kemampuan individu mengolah tubuhnya, memanfaatkan gerak tubuhnya untuk sebuah kepentingan bersama. Mereka terjun langsung menciptakan perdamaian. Saling bersinergi satu sama lainnya sehingga kehidupan bermasyarakat semakin terjalin secara dinamis.
Belajar untuk menjadi diri sendiri berpusat kepada keyakinan individu. Ketika keyakinan itu semakin tumbuh maka apapun yang akan dilakukan dapat diselesaikan dengan baik, dan meraih apa yang diinginkan. Keyakinan inilah yang sangat sulit didapatkan, mereka harus melatih otak, rasa dan tubuh terlebih dahulu agar keyakinan itu dapat diraih. Jika terampil dalam ilmu pengetahuan, terampil dalam bersikap di lingkungan, terampil dalam bekerjasama dengan yang lain maka individu yang belajar akan mendapatkan kepandaian yang diharapkan.

Berteater untuk Hidup
Teater dalam bahasa Inggris adalah Theater yang berarti tempat untuk menonton atau istilah lainnya adalah drama. Tetapi, dalam pengertian yang lebih luas, teater adalah proses pemilihan teks atau naskah, penafiran, penggarapan, penyajian atau pementasan dan proses pemahaman atau penikmat dari public atau audience (bisa pembaca, pendengar, penonton, pengamat, kritikus, atau peneliti).
Dalam arti sempit, teater adalah drama kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan orang banyak dan didasarkan pada naskah yang tertulis atau karya sastra.
Proses penjadian drama ke teater disebut proses teater atau berteater. Disinilah letak keseriusan dalam teater sebab bagaimana setiap individu harus berperan agar mendapatkan sebuah hasil yang baik.
Dalam berteater ada tiga hal yang sangat memengaruhi hasil dalam pertunjukan di atas panggung.
1.      Olah pikiran (Kognitif)
2.      Olah rasa   (Afektif)
3.      Olah tubuh            (Psikomotorik)
Olah pikiran cenderung kepada bagaimana individu yang berteater dapat menganalisa, memahami dan mendapatkan ilmu pengetahuan dari sebuah naskah atau tema. Olah pikiran ini dapat membantu mereka yang berteater mendalami ideologi yang terkandung dalam sebuah naskah sehingga menimbulkan cara pandang baru dalam prosesnya, atau mengembangkan pandangan yang sudah ada.
Olah rasa adalah ilmu untuk mengontrol emosi, perasaan dan hati. Ini dapat membantu mereka yang berteater mendalami karakter tokoh. Bersikap marah, senang, sedih, dan lainnya. Semua yang berhubungan dengan kejiwaan si tokoh sehingga dalam pementasan mereka dapat menjalankan perannya dengan baik sesuai dengan kenyataannya.
Olah tubuh adalah menampilkan gerakan-gerakan tubuh agar dapat melakukan gerakan-gerakan yang sebenarnya. Ini adalah bagian dari pendalaman karakter tokoh yang mengikat dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, setiap gerakan yang dihasilkan dalam kehidupan sehari-hari seperti duduk, berjalan, berlari dan lain-lain harus dikuasai oleh orang yang berteater.
Dalam sebuah pementasan drama dipimpin oleh Sutradara dan dibantu oleh penata rias, penata lampu, penata busana, penata suara. Mereka semua bekerja sama agar pertunjukan berjalan baik.

Belajar
            Dari pengertian pendidikan dan teater tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa dalam berteater ada unsur-unsur pendidikan yang mengikat dan saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Berteater adalah belajar hidup sebab mereka yang berteater memindahkan peristiwa nyata kedalam dunia peran. Di dalam prosesnya mereka akan mendapatkan pengalaman-pengalaman yang mengakibatkan pertumbuhan individu masing-masing. Baik pertumbuhan secara pikir (kognitif), secara rasa atau sikap (Afektif) dan pertumbuhan tubuh (psikomotorik) dalam gerak dan berhubungan dengan masyarakat.
            Ini yang mungkin luput dari perhatian orang-orang yang hidup di dunia modern seperti ini. Mereka menganggap bahwa berteater adalah membuang waktu atau kesia-siaan. Padahal, semua lembaga pendidikan atau dunia pekerjaan hanyalah dunia peran. Mereka berperan dalam hidup agar mendapatkan apa yang mereka inginkan sedangkan teater berperan di atas panggung agar mendapatkan kehidupan yang sebenarnya tanpa didasari keinginan masing-masing.




             
Share This Article :
Nana Sastrawan

Nana Sastrawan adalah nama pena dari Nana Supriyana, S.Pd tinggal di Tangerang, lahir 27 Juli di Kuningan, Jawa Barat. Menulis sejak sekolah menengah pertama, beberapa karyanya banyak dimuat di berbagai media, tulisan skenarionya telah dan sedang difilmkan. Ia senang bergerak dibidang pendidikan, sosial dan kebudayaan di Indonesia. Dia juga sering terlihat hadir di berbagai kegiatan komunitas seni dan sastra Internasional, kerap dijumpai juga tengah membaca puisi, pentas teater dan sebagai pembicara seminar. Laki-laki yang berprofesi sebagai pendidik di sekolah swasta ini pernah menjadi peserta MASTERA CERPEN (Majelis Sastra Asia Tenggara) dari Indonesia bersama para penulis dari Malaysia, Brunei, Singapura. Dia juga menerima penghargaan Acarya Sastra IV dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2015. Karya sastranya berupa buku kumpulan puisi adalah Tergantung Di Langit (2006), Nitisara (2008), Kitab Hujan (2010). Beberapa karya sastranya berupa puisi dan cerpen tergabung dalam Menggenggam Cahaya (2009), G 30 S (2009), Empat Amanat Hujan (2010), Penyair Tali Pancing (2010), Hampir Sebuah Metafora (2011), Kado Sang Terdakwa (2011), Gadis Dalam Cermin (2012), Rindu Ayah (2013), Rindu Ibu (2013). Dan beberapa novelnya adalah Anonymous (2012). Cinta Bukan Permainan (2013). Cinta itu Kamu (2013). Love on the Sky (2013). Kerajaan Hati (2014). Kekasih Impian (2014). Cinta di Usia Muda (2014). Kumpulan Cerpennya, ilusi-delusi (2014), Jari Manis dan Gaun Pengantin di Hari Minggu (2016), Chicken Noodle for Students (2017). Tahun 2017 dan 2018 tiga bukunya terpilih sebagai buku bacaan pendamping kurikulum di SD dan SMA/SMK dari kemendikbud yaitu berjudul, Telolet, Aku Ingin Sekolah dan Kids Zaman Now. Dia bisa di sapa di pos-el, nitisara_puisi@yahoo.com. Dan di akun medsos pribadinya dengan nama Nana Sastrawan. Atau di situs www.nanasastrawan.com. Karya lainnya seperti film-film pendek dapat ditonton di www.youtube.com.

5871077136017177893