Jujun melihat Fadel, siswi yang dia sukai sedang
bertikai dengan Ilda, di sana ada pacarnya Fadel. Jujun menyadari jika hubungan
Fadel berakhir akibat perselingkuhan. Ilda, sahabat Fadel telah menikung dari
belakang membuat Fadel marah besar. Jujun merasa inilah kesempatannya untuk
datang sebagai pahlawan dan tentu saja bermaksud mendapatkan hati Fadel.
Sementara itu, Gilang mulai merasa kesepian tanpa Jujun yang sedang sibuk
mengejar Fadel. Gilang sadar bahwa dia butuh seseorang agar hari-harinya di
sekolah tidak membosankan. Apalagi kalau bukan pacar, maka Gilang memutuskan
untuk mencari pacar.
Ketauan!
Ketika pulang sekolah, Gilang melihat Dela sedang
menunggu angkutan umum, dan Gilang tertarik. Dia berkenalan, lalu pulang
bareng. Gilang terpesona dengan Dela, hatinya kini berbunga-bunga dan bertekad
untuk mendapatkan Dela. Sementara itu, Jujun terus berusaha mendekati Fadel
yang sedang patah hati, menyakinkan kepadanya bahwa dia akan selalu ada agar Fadel
tidak bersedih. Akan tetapi, Fadel tidak bisa melupakan mantan pacarnya yang
sudah sangat dia sayangi.
Jatuh cinta
Jujun dan Gilang bertemu ketika waktu istirahat
sekolah. Mereka kemudian bercerita tentang perempuan yang mengisi hati mereka
masing-masing. Mereka saling membanggakan siswi yang berada di sekolahnya itu
sebagai perempuan terbaik untuk dipilih sebagai pendamping mereka dalam
hari-hari di sekolah yang serba monoton bagi mereka. Lalu, mereka membuat
janji, siapa yang pertama kali berhasil mendapatkan pacar, maka dia adalah
pemenangnya, dan harus diakui sebagai cowok terhebat.
Saling pamer
Apa yang terjadi selanjutnya? Apakah Jujun dapat
meluluhkan hati Fadel yang sedang patah atau, Gilang yang berhasil menaklukan
hati Dela, siswi yang sangat sempurna di mata Gilang. Atau malah mereka saling
menikung dan menjatuhkan satu sama lainnya demi sebuah percintaan yang mereka
taruhkan?
Akhir bahagia?
Tonton filmnya, karya anak-anak remaja yang kreatif, meskipun mereka
tidak pernah berperan sebelumnya di film, tetapi mereka sangat mampu menjadi
pemeran yang baik.
Nana Sastrawan adalah nama pena dari Nana Supriyana, S.Pd tinggal di Tangerang, lahir 27 Juli di Kuningan, Jawa Barat. Menulis sejak sekolah menengah pertama, beberapa karyanya banyak dimuat di berbagai media, tulisan skenarionya telah dan sedang difilmkan. Ia senang bergerak dibidang pendidikan, sosial dan kebudayaan di Indonesia. Dia juga sering terlihat hadir di berbagai kegiatan komunitas seni dan sastra Internasional, kerap dijumpai juga tengah membaca puisi, pentas teater dan sebagai pembicara seminar. Laki-laki yang berprofesi sebagai pendidik di sekolah swasta ini pernah menjadi peserta MASTERA CERPEN (Majelis Sastra Asia Tenggara) dari Indonesia bersama para penulis dari Malaysia, Brunei, Singapura. Dia juga menerima penghargaan Acarya Sastra IV dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2015. Karya sastranya berupa buku kumpulan puisi adalah Tergantung Di Langit (2006), Nitisara (2008), Kitab Hujan (2010). Beberapa karya sastranya berupa puisi dan cerpen tergabung dalam Menggenggam Cahaya (2009), G 30 S (2009), Empat Amanat Hujan (2010), Penyair Tali Pancing (2010), Hampir Sebuah Metafora (2011), Kado Sang Terdakwa (2011), Gadis Dalam Cermin (2012), Rindu Ayah (2013), Rindu Ibu (2013). Dan beberapa novelnya adalah Anonymous (2012). Cinta Bukan Permainan (2013). Cinta itu Kamu (2013). Love on the Sky (2013). Kerajaan Hati (2014). Kekasih Impian (2014). Cinta di Usia Muda (2014). Kumpulan Cerpennya, ilusi-delusi (2014), Jari Manis dan Gaun Pengantin di Hari Minggu (2016), Chicken Noodle for Students (2017). Tahun 2017 dan 2018 tiga bukunya terpilih sebagai buku bacaan pendamping kurikulum di SD dan SMA/SMK dari kemendikbud yaitu berjudul, Telolet, Aku Ingin Sekolah dan Kids Zaman Now. Dia bisa di sapa di pos-el, nitisara_puisi@yahoo.com. Dan di akun medsos pribadinya dengan nama Nana Sastrawan. Atau di situs www.nanasastrawan.com. Karya lainnya seperti film-film pendek dapat ditonton di www.youtube.com.
comment 0 komentar
more_vert