MGt6NGZ6MaVaMqZcMaV6Mat4N6MkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANSIMPLE101

Jomblo Ngenes


Nana Sastrawan tengah menandatangani novel

Tangisnya meledak dipelukanku. Seolah rasa sakit tak pernah ada obatnya, membuatnya putus asa. Setiap tetes air mata yang keluar dari pelupuk matanya adalah kepedihan dari setiap langkahnya. Berhari-hari, berbulan-bulan atau mungkin bertahun-tahun hingga dia harus menahan malu untuk menangis di hadapanku.
“Aku benci, aku benci!” makinya.
Sementara itu, aku berusaha untuk tenang, agar bisa menghadapi semua ini tanpa ada keributan.
 “Tidak seharusnya membenci, malah bisa membuatmu mendendam,” kataku.
“Aku memang dendam!”
“Hhh… memangnya apa kesalahan dia sehingga membuatmu mendendam?”
“Dia itu buta, gila, racun dan brengsek!”
Ya Tuhan! Dia sangat marah, matanya yang baru saja mengeluarkan air mata tiba-tiba saja melotot, berwarna merah.
“Lalu, apa yang akan kamu lakukan?”
“Aku akan membuat dirinya menderita, bahkan hilang dari dunia ini!”
Napasku tertahan mendengar itu semua, tak mungkin menghilangkan sesuatu yang sudah ditakdirkan ada dan mengisi hari-hari dalam kehidupan ini. Apalagi, dia adalah sesuatu yang banyak disukai oleh semua orang.
“Jangan pernah menyalahkan cinta…,” aku berusaha menasihatinya.
“Lantas siapa yang meski aku salahkan?”
“Aku tidak tahu, mungkin… lebih tepatnya kamu koreksi diri dulu sebelum melakukan hal yang bodoh.”
“Aku sudah melakukan apa saja untuk mendapatkan cinta. Tapi, dia tidak pernah berpihak kepadaku, sama sekali tidak pernah!”
Kemudian dia menangis lagi, kedua telapak tangannya menutupi wajahnya, agar air mata itu tidak membasahi seluruh tubuhku.
“Bertahun-tahun aku berusaha mendapatkan cinta. Aku ingin hidup seperti orang kebanyakan, dicintai dan mencintai, bisa menikah, mempunyai anak dan hidup bahagia selamanya dalam sebuah rumah dengan pasangan sejati.”
Lalu, dia terisak-isak.
“Tapi apa yang aku dapatkan? Semua penolakan yang sering aku terima, tak ada orang yang mau denganku! Sekali, dua kali aku menjalin tali kasih, aku selalu dikhianati, diselingkuhi, bahkan dimanfaatkan oleh pasanganku.”
Aku diam. Suara tangisnya memilukan hatiku, hingga menembus jantung, membuatku tak bisa melakukan apa-apa lagi. Benarkah cinta itu menyakitkan? Atau cinta itu membahagiakan? Jika menyakitkan, mengapa banyak orang bahagia dalam cinta. Jika membahagiakan, mengapa banyak orang menderita karena cinta?
“Aku ini nggak laku! Nggak laku!” tangisnya meledak dipelukanku.
Share This Article :
Nana Sastrawan

Nana Sastrawan adalah nama pena dari Nana Supriyana, S.Pd tinggal di Tangerang, lahir 27 Juli di Kuningan, Jawa Barat. Menulis sejak sekolah menengah pertama, beberapa karyanya banyak dimuat di berbagai media, tulisan skenarionya telah dan sedang difilmkan. Ia senang bergerak dibidang pendidikan, sosial dan kebudayaan di Indonesia. Dia juga sering terlihat hadir di berbagai kegiatan komunitas seni dan sastra Internasional, kerap dijumpai juga tengah membaca puisi, pentas teater dan sebagai pembicara seminar. Laki-laki yang berprofesi sebagai pendidik di sekolah swasta ini pernah menjadi peserta MASTERA CERPEN (Majelis Sastra Asia Tenggara) dari Indonesia bersama para penulis dari Malaysia, Brunei, Singapura. Dia juga menerima penghargaan Acarya Sastra IV dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2015. Karya sastranya berupa buku kumpulan puisi adalah Tergantung Di Langit (2006), Nitisara (2008), Kitab Hujan (2010). Beberapa karya sastranya berupa puisi dan cerpen tergabung dalam Menggenggam Cahaya (2009), G 30 S (2009), Empat Amanat Hujan (2010), Penyair Tali Pancing (2010), Hampir Sebuah Metafora (2011), Kado Sang Terdakwa (2011), Gadis Dalam Cermin (2012), Rindu Ayah (2013), Rindu Ibu (2013). Dan beberapa novelnya adalah Anonymous (2012). Cinta Bukan Permainan (2013). Cinta itu Kamu (2013). Love on the Sky (2013). Kerajaan Hati (2014). Kekasih Impian (2014). Cinta di Usia Muda (2014). Kumpulan Cerpennya, ilusi-delusi (2014), Jari Manis dan Gaun Pengantin di Hari Minggu (2016), Chicken Noodle for Students (2017). Tahun 2017 dan 2018 tiga bukunya terpilih sebagai buku bacaan pendamping kurikulum di SD dan SMA/SMK dari kemendikbud yaitu berjudul, Telolet, Aku Ingin Sekolah dan Kids Zaman Now. Dia bisa di sapa di pos-el, nitisara_puisi@yahoo.com. Dan di akun medsos pribadinya dengan nama Nana Sastrawan. Atau di situs www.nanasastrawan.com. Karya lainnya seperti film-film pendek dapat ditonton di www.youtube.com.

5871077136017177893