MGt6NGZ6MaVaMqZcMaV6Mat4N6MkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANSIMPLE101

Nana Sastrawan di Komunitas Sebangsa




Siang itu, di Jl. Langsat 1 No 16, Kebayoran Baru, RT.2/RW.1, Kramat Pela, Jakarta, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130. Anak-anak muda berkumpul, mereka mahasiswa, umum dan pelajar. Ya, pertengahan tahun 2016, komunitas Sebangsa mengadakan acara temu komunitas puisi, dan mengundang komunitas Malam Puisi Tangerang sebagai pengisi acaranya. Pecinta-pecinta puisi memang semakin bermunculan di berbagai kota, mereka semua adalah sebagian besar anak-anak muda. Puisi bagi mereka adalah ekpresi jiwa, tempat curhat, begitulah bahasa mereka.

Komunitas Malam Puisi Tangerang menggandeng Nana Sastrawan sebagai pembicara workshop menulis puisi. Pria yang menulis buku puisi Kitab Hujan ini sungguh sangat antusias menyambut undangan itu, dia sangat senang berbagi ilmu pengetahuan tentang menulis. Tanpa pikir panjang Nana Sastrawan menyiapkan bahan pembelajaran untuk para peserta. Puisi yang dianggap sulit dan gelap, disampaikan dengan gamblang dan tegas oleh Nana Sastrawan.

Menulis puisi untuk keabadian. Itulah penyampaiannya kepada peserta, menulis puisi mesti menggunakan ilmu bahasa, sebab puisi bagian dari ilmu pengetahuan. Nana Sastrawan memberikan beberapa contoh puisi sekaligus, cara-cara mudah membuat kalimat dalam puisi, memilih kata dan meramunya menjadi sebuah bait puisi yang syarat akan makna. Para Peserta juga diajak untuk membuat puisi dan membacakannya di depan peserta, mereka juga mendapatkan hadiah buku dan souvenir dari komunitas Sebangsa dan Nana Sastrawan.


Acara juga diisi oleh komunitas Dapoer Sastra Tjisaoek, mereka menyumbangkan musikalisasi puisi. Tiga puisi karya Nana Sastrawan dibawakan oleh mereka, di antaranya adalah Tentang Sebuah Perpisahan, Icarus dalam Seribu Awan dan Hujan Malam. Lirik puisi yang indah dengan suara vokal merdu membuat para peserta semakin tidak bisa move on  dari acara itu, mereka mulai baper dan sesekali mengelus dada, hanya hampir menangis saja, hehe.

Puisi memang sangat serius, memiliki pesan yang magis dan dapat menggerakan seluruh hati umat manusia. Itulah yang diucapkan Nana Sastrawan sebelum mengakhiri penjelasaannya. Acara kemudian dilanjutkan dengan berfoto bersama dan book signing, Nana Sastrawan selalu menerima undangan dari berbagai kalangan untuk workshop menulis dan lainnya. Selamat berkarya para Sahabat Nana Sastrawan!

Share This Article :
Nana Sastrawan

Nana Sastrawan adalah nama pena dari Nana Supriyana, S.Pd tinggal di Tangerang, lahir 27 Juli di Kuningan, Jawa Barat. Menulis sejak sekolah menengah pertama, beberapa karyanya banyak dimuat di berbagai media, tulisan skenarionya telah dan sedang difilmkan. Ia senang bergerak dibidang pendidikan, sosial dan kebudayaan di Indonesia. Dia juga sering terlihat hadir di berbagai kegiatan komunitas seni dan sastra Internasional, kerap dijumpai juga tengah membaca puisi, pentas teater dan sebagai pembicara seminar. Laki-laki yang berprofesi sebagai pendidik di sekolah swasta ini pernah menjadi peserta MASTERA CERPEN (Majelis Sastra Asia Tenggara) dari Indonesia bersama para penulis dari Malaysia, Brunei, Singapura. Dia juga menerima penghargaan Acarya Sastra IV dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2015. Karya sastranya berupa buku kumpulan puisi adalah Tergantung Di Langit (2006), Nitisara (2008), Kitab Hujan (2010). Beberapa karya sastranya berupa puisi dan cerpen tergabung dalam Menggenggam Cahaya (2009), G 30 S (2009), Empat Amanat Hujan (2010), Penyair Tali Pancing (2010), Hampir Sebuah Metafora (2011), Kado Sang Terdakwa (2011), Gadis Dalam Cermin (2012), Rindu Ayah (2013), Rindu Ibu (2013). Dan beberapa novelnya adalah Anonymous (2012). Cinta Bukan Permainan (2013). Cinta itu Kamu (2013). Love on the Sky (2013). Kerajaan Hati (2014). Kekasih Impian (2014). Cinta di Usia Muda (2014). Kumpulan Cerpennya, ilusi-delusi (2014), Jari Manis dan Gaun Pengantin di Hari Minggu (2016), Chicken Noodle for Students (2017). Tahun 2017 dan 2018 tiga bukunya terpilih sebagai buku bacaan pendamping kurikulum di SD dan SMA/SMK dari kemendikbud yaitu berjudul, Telolet, Aku Ingin Sekolah dan Kids Zaman Now. Dia bisa di sapa di pos-el, nitisara_puisi@yahoo.com. Dan di akun medsos pribadinya dengan nama Nana Sastrawan. Atau di situs www.nanasastrawan.com. Karya lainnya seperti film-film pendek dapat ditonton di www.youtube.com.

5871077136017177893