Dewasa ini, sering
terjadi obrolan tentang perkembangan remaja yang sering menjadi isu negatif.
Kejadian-kejadian yang dilakukan oleh para remaja itu diistilahkan dengan nama
‘kids zaman now’ Entah apakah itu memang mencirikan remaja saat ini, atau tidak.
Tapi, jika dibandingkan dengan remaja-remaja tahun 70,
80, 90an, remaja milena ini tidak ada perbedaannya, hanya ruang dan media
kehidupannya yang berbeda. Kita sadar, dunia remaja milenia saat ini sudah
lebih maju daripada yang terdahulu. Mereka lebih canggih dan mengenal
tekhnologi lebih mapan, daripada sebelumnya.
Lalu
bagaimana dengan proses pembelajaran mereka di sekolah, apakah memiliki kemajuan
sesuai dengan teknologi saat ini? Ya, mereka pun mengalami kemajuan dalam
proses belajar di sekolah, bahan-bahan pembelajaran sekarang lebih mudah
diakses di internet berikut dengan contoh-contohnya dan hasil dari latihan mereka
itu sendiri. Para peserta didik sekarang bisa mengunggah hasil belajar mereka
melalui akun media sosial, dan dapat dilihat oleh masyarakat umum. Ini tentu
menjadi angin segar bagi dunia pendidikan Indonesia, tidak hanya pemerintah
sebagai pemberi sarana dan prasarana, untuk semua guru-guru pun tentu menjadi
sesuatu yang bermanfaat akan perkembangan itu. Pertanyaannya, apakah guru-guru
juga mengikuti perkembangan itu semua? Tentu saja harus, guru mesti melakukan
eksplorasi, elaborasi dan evaluasi terhadap metode pembelajaran yang digunakan
oleh mereka, guru tidak boleh hanya berpangku tangan dan menikmati
tunjangan-tunjangan yang besar dari anggaran pendidikan yang sudah besar.
Seperti
yang sudah saya tuliskan di tulisan sebelumnya yang saya terbitkan di web
pribadi saya tentang metode pembelajaran Project
Based Learning dalam belajar bahasa asing di sekolah, kali ini saya akan
memberikan catatan-catatan kecil tentang manfaat menggunakan metode itu,
meskipun saya terus mencoba memperbaharui metode ini akan berjalan efektif
terhadap peserta didik di SMK yang saya ajar.
Banyak
sekali manfaat yang dapat diraih melalui penerapan model pembelajaran berbasis
proyek (Project Based Learning) ini, misalnya: (1) siswa menjadi
pebelajar aktif; (2) pembelajaran menjadi lebih interaktif atau multiarah; (3)
pembelajaran menjadi student centred;
(4) guru berperan sebagai fasilitator; (5) mengembangkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi siswa; (6) memberikan kesempatan siswa memanajemen sendiri kegiatan
atau aktivitas penyelesaian tugas sehingga melatih mereka menjadi mandiri, (7) dapat memberikan pemahaman konsep atau pengetahuan secara
lebih mendalam kepada siswa.
Nah, mari kita menggaris bawahi poin nomor enam di
mana peserta didik diberikan kesempatan untuk memanajemen sendiri kegiatannya
atau aktivitas penyelesaian tugas sehingga mereka dapat mandiri.
Ketidakmandirian sering terjadi kepada peserta didik di Indonesia, tidak
semuanya, tetapi bisa menjadi pada umumnya. Boleh jadi, ini masalah orang tua
dan guru, bisa saja salah. Orang tua mungkin cenderung tidak sempat memerhatikan
anak-anak mereka dikarenakan kesibukan bekerja, dan guru mungkin lupa
memberikan perhatian kepada mereka, guru cenderung diktator dan hanya bisa
memerintah lalu memberikan hukuman. Bisa saja itu terjadi bukan?
Metode Project
Based Learning ini memberikan kepercayaan penuh kepada peserta didik untuk
menyelesaikan tugasnya, secara tidak langsung metode ini mengajarkan
kemandirian dan tanggung jawab, dengan sistem perkelompok, terjadi komunikasi
antar peserta didik, mereka yang rajin akan mempengaruhi yang malas, silang
pendapat, saling mengingatkan dan saling bekerjasama membuat peserta didik yang
malas akan dapat dipengaruhi untuk menyelesaikan tugasnya. Di sisi lain, dalam
metode pembelajaran ini, seluruh kegiatannya diatur oleh peserta didik sendiri,
mereka mengatur waktu pertemuan, mencari bahan-bahan pendukung dan lainnya
secara bersama-sama, sehingga perlahan mereka akan merasakan kemandirian,
meskipun kendala-kendala pasti saja ada terjadi dalam pelaksanaannya, disinilah
tugas guru untuk mengontrol dan mencoba mengarahkan dalam mencari solusi
permasalahan itu agar dapat segera terselesaikan.
Mari kita berusaha mengubah generasi-generasi bangsa
ini menjadi lebih baik lagi, tidak ada yang sulit jika kita mau memulainya. Bersambung
…
Klik di sini hasil dari metode
pembelajaran yang saya kembangkan di sekolah dimana saya mengajar.
Nana Sastrawan adalah nama pena dari Nana Supriyana, S.Pd tinggal di Tangerang, lahir 27 Juli di Kuningan, Jawa Barat. Menulis sejak sekolah menengah pertama, beberapa karyanya banyak dimuat di berbagai media, tulisan skenarionya telah dan sedang difilmkan. Ia senang bergerak dibidang pendidikan, sosial dan kebudayaan di Indonesia. Dia juga sering terlihat hadir di berbagai kegiatan komunitas seni dan sastra Internasional, kerap dijumpai juga tengah membaca puisi, pentas teater dan sebagai pembicara seminar. Laki-laki yang berprofesi sebagai pendidik di sekolah swasta ini pernah menjadi peserta MASTERA CERPEN (Majelis Sastra Asia Tenggara) dari Indonesia bersama para penulis dari Malaysia, Brunei, Singapura. Dia juga menerima penghargaan Acarya Sastra IV dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2015. Karya sastranya berupa buku kumpulan puisi adalah Tergantung Di Langit (2006), Nitisara (2008), Kitab Hujan (2010). Beberapa karya sastranya berupa puisi dan cerpen tergabung dalam Menggenggam Cahaya (2009), G 30 S (2009), Empat Amanat Hujan (2010), Penyair Tali Pancing (2010), Hampir Sebuah Metafora (2011), Kado Sang Terdakwa (2011), Gadis Dalam Cermin (2012), Rindu Ayah (2013), Rindu Ibu (2013). Dan beberapa novelnya adalah Anonymous (2012). Cinta Bukan Permainan (2013). Cinta itu Kamu (2013). Love on the Sky (2013). Kerajaan Hati (2014). Kekasih Impian (2014). Cinta di Usia Muda (2014). Kumpulan Cerpennya, ilusi-delusi (2014), Jari Manis dan Gaun Pengantin di Hari Minggu (2016), Chicken Noodle for Students (2017). Tahun 2017 dan 2018 tiga bukunya terpilih sebagai buku bacaan pendamping kurikulum di SD dan SMA/SMK dari kemendikbud yaitu berjudul, Telolet, Aku Ingin Sekolah dan Kids Zaman Now. Dia bisa di sapa di pos-el, nitisara_puisi@yahoo.com. Dan di akun medsos pribadinya dengan nama Nana Sastrawan. Atau di situs www.nanasastrawan.com. Karya lainnya seperti film-film pendek dapat ditonton di www.youtube.com.
comment 0 komentar
more_vert